Jakarta, 26 Agustus 2025 – Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) melalui Program Studi Magister Hukum sukses menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk “Peran Arbitrase Dalam Menjamin Kepastian Hukum dan Efisiensi Bisnis Internasional”. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Bhinneka Tunggal Ika UPNVJ dan dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas, dosen, mahasiswa magister, serta tamu undangan dari lembaga mitra dalam dan luar negeri.
Kuliah umum ini menjadi bagian dari komitmen Fakultas Hukum UPNVJ dalam memberikan wawasan global, praktis, dan adaptif bagi mahasiswa Magister Hukum agar mampu menghadapi kompleksitas hukum internasional, khususnya di era perdagangan digital yang berkembang pesat.
Acara resmi dibuka pada pukul 14.00 WIB dengan sambutan dari Dekan Fakultas Hukum UPNVJ, Dr. Suherman, S.H., LL.M.. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa perkembangan teknologi tidak hanya mengubah pola transaksi bisnis, tetapi juga menggeser bentuk kontrak dari konvensional menuju kontrak digital.
“Ketika kontrak bisnis dilakukan secara digital, maka potensi sengketa pun akan muncul secara digital. Oleh karena itu, penyelesaian sengketa melalui arbitrase juga harus mampu beradaptasi dengan format digital, baik dari sisi proses maupun pengakuan putusan,” ujar Dr. Suherman.
Beliau juga menyoroti keberadaan sejumlah lembaga arbitrase di Indonesia seperti BANI, BAPMI, dan BADAPSKI, serta secara regional seperti AIAC (Malaysia) dan SIAC (Singapura) yang memainkan peran strategis dalam menjamin efisiensi bisnis lintas negara.
Momentum kuliah umum ini semakin bermakna dengan dilaksanakannya penandatanganan kerja sama strategis antara Fakultas Hukum UPNVJ dengan dua institusi penting:
Justitia Training Center – sebuah lembaga pelatihan hukum yang fokus pada peningkatan kompetensi praktis hukum bisnis dan arbitrase.
Fakultas Hukum Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia – kerja sama akademik yang membuka peluang pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, dan joint lecture.
Kerja sama ini dipandang sebagai langkah penting dalam memperluas jaringan akademik internasional, memperkuat kompetensi hukum transnasional, serta membuka peluang pengembangan riset arbitrase digital di masa depan.
Sebagai narasumber utama, Assoc. Prof. Dr. Nur Ezan Rahmat, Dekan Fakultas Hukum UiTM Malaysia, memberikan perspektif mendalam terkait perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem hukum internasional.
Beliau menekankan pentingnya sikap adaptif dalam menghadapi transformasi digital, terutama dalam penyusunan kontrak bisnis lintas negara. “Saat ini sudah ada lebih dari 170 negara yang tergabung dalam The New York Convention 1958, yang memberikan pengakuan internasional terhadap putusan arbitrase. Hal ini membuktikan bahwa arbitrase merupakan mekanisme penyelesaian sengketa yang efisien, cepat, dan dapat diandalkan,” jelasnya.
Sesi diskusi berlangsung dinamis dengan partisipasi aktif mahasiswa. Beberapa isu kritis yang muncul antara lain:
Mengapa sebagian perusahaan masih enggan memasukkan klausul arbitrase dalam kontrak bisnis mereka.
Sejauh mana putusan arbitrase mengikat dan dapat dieksekusi di Indonesia maupun Malaysia.
Bagaimana tantangan eksekusi putusan arbitrase dalam praktik bisnis internasional.
Diskusi ini tidak hanya membuka wawasan mahasiswa, tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang problematika arbitrase dalam praktik hukum lintas batas.
Acara ditutup pada pukul 16.00 WIB dengan penyerahan plakat penghargaan kepada narasumber. Kuliah umum ini menegaskan bahwa Fakultas Hukum UPNVJ, khususnya Program Studi Magister Hukum, terus berupaya untuk menjadi pusat pembelajaran hukum global yang proaktif menjawab dinamika hukum digital dan internasional.
Melalui penyelenggaraan kuliah umum, diskusi akademik, serta kerja sama strategis lintas negara, FH UPNVJ berkomitmen untuk mempersiapkan mahasiswa magister agar siap bersaing di tingkat internasional dalam menghadapi tantangan hukum bisnis digital dan penyelesaian sengketa lintas negara.