Selain itu Rizki juga mengingatkan penyebab dari terjadinya pemanasan global. Adapun salah satu faktor penyebabnya adalah gas emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer secara berlebihan. Dia juga juga mengutip analisis dari lembaga Global Carbon Project yang mana memperkirakan aktivitas manusia melepaskan emisi CO2 sebesar 40,6 miliar ton, sedangkan bumi hanya sanggup sanggup menampung emisi sebanyak 380 miliar ton CO2 pada beberapa tahun mendatang. Padahal jumlah banyak karbon yang masih bisa dilepaskan ke atmosfer seharusnya tidak membuat kenaikan suhu bumi melebihi batas 1.5℃ dibandingkan era pra industri. Jumlah emisi tahunan di 2022 ini dirasa cukup berbahaya untuk stabilitas iklim global. Jika tren emisi tidak berubah, dikhawatirkan peluang 50% terjadinya pemanasan suhu global rata-rata akan mencapai 1,5℃ dalam waktu 9 tahun.
Di Akhir sesi diskusi Rizki kembali mengingatkan bahwa situasi polusi udara yang mana menjadi topik perbincangan hangat akhir – akhir ini. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa dampak buruk dari polusi udara tidak hanya pada kondisi kesehatan masyarakat saja, namun juga pada perburukan situasi pemanasan global ini. “Untuk itu penting sekali bagi kita mulai mengambil langkah kecil dalam mengurangi polusi udara seperti menggunakan transportasi publik, mematikan lampu jika sedang tidak digunakan, hingga tidak membakar sampah sembarangan” ujarnya sambal menutup sesi diskusi.